Revitalisasi Perpustakaan SMPN 1 Kertanegara: Kurniah, S.Pd. Berbagi Praktik Baik di Solo
Kurniah, S.Pd. di Solo: Meningkatkan Kualitas Pendidikan melalui Revitalisasi Perpustakaan di SMPN 1 Kertanegara
Pada 17-20 September 2024, Kurniah, S.Pd., Kepala Sekolah SMPN 1 Kertanegara, berpartisipasi dalam kegiatan Peningkatan Kompetensi Praktik Baik Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Mandiri di Solo. Acara ini diinisiasi oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah dan bertujuan untuk memperkuat kemampuan manajerial dan kepemimpinan para kepala sekolah guna meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah yang mereka pimpin. Kurniah, bersama dengan kepala sekolah lain, berkesempatan untuk berbagi praktik baik yang telah dilakukan di sekolahnya, khususnya dalam hal revitalisasi perpustakaan sebagai pusat literasi dan motivasi belajar siswa.
Kurniah mempresentasikan praktik baik yang diterapkannya di SMPN 1 Kertanegara dengan materi berjudul “Revitalisasi Perpustakaan untuk Meningkatkan Motivasi Membaca Siswa.” Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa perpustakaan bukan hanya sekadar tempat penyimpanan buku, tetapi harus berperan sebagai pusat literasi dan pengembangan kreativitas siswa. Kurniah percaya bahwa perpustakaan yang dikelola dengan baik dapat menjadi motor penggerak untuk membangun budaya literasi di kalangan siswa dan menciptakan generasi muda yang gemar membaca dan berpikir kritis.
Salah satu langkah utama dalam revitalisasi perpustakaan di SMPN 1 Kertanegara adalah mengubah lingkungan fisik perpustakaan menjadi lebih menarik dan ramah bagi siswa. Desain ruangan yang sebelumnya monoton dirombak menjadi lebih ceria dan penuh warna, dengan cat dinding yang berwarna-warni dan gambar-gambar yang menarik, menyesuaikan dengan psikologi peserta didik. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan mengundang minat baca siswa. Tidak hanya di ruang perpustakaan, karya-karya siswa juga dipajang di seluruh lingkungan sekolah, mulai dari koridor, ruang kelas, hingga area-area publik lainnya. Dengan cara ini, siswa merasa lebih dihargai dan bangga akan hasil karya mereka, yang turut meningkatkan semangat belajar.
Pojok baca di setiap kelas juga menjadi salah satu elemen penting dari revitalisasi ini. Setiap kelas dilengkapi dengan rak kecil yang berisi buku-buku yang sesuai dengan jumlah siswa di kelas tersebut. Buku-buku ini secara berkala dirotasi dengan koleksi dari kelas lain, sehingga siswa selalu memiliki akses ke bacaan yang beragam dan menarik. Dengan adanya pojok baca ini, diharapkan siswa semakin terdorong untuk membaca secara mandiri tanpa harus pergi ke perpustakaan utama.
Lebih lanjut, Kurniah juga memperkenalkan perpustakaan tematik yang ditempatkan di berbagai ruangan di sekolah, seperti masjid, ruang UKS, dan ruang bimbingan konseling (BK). Setiap ruangan tersebut dilengkapi dengan koleksi buku yang relevan dengan tema ruangannya, misalnya buku-buku tentang kesehatan di ruang UKS atau buku-buku agama di masjid. Inovasi ini memungkinkan siswa untuk terlibat dalam kegiatan literasi di mana pun mereka berada di sekolah.
Tak hanya terbatas di dalam ruangan, area baca outdoor juga dibangun di berbagai sudut strategis di sekolah. Area ini dirancang agar mudah diakses dan nyaman untuk digunakan siswa dalam membaca buku. Dengan adanya tempat-tempat baca di luar ruangan, seperti taman atau gazebo, siswa dapat menikmati suasana yang berbeda sambil membaca. Menurut Kurniah, menyediakan ruang baca di luar perpustakaan utama memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih fleksibel dalam memilih tempat yang mereka sukai untuk membaca, yang pada gilirannya meningkatkan frekuensi dan kualitas kegiatan literasi mereka.
Selain itu, SMPN 1 Kertanegara juga memiliki panggung ekspresi, yang didedikasikan sebagai tempat siswa mengekspresikan diri melalui kegiatan seni, pidato, atau pembacaan puisi. Panggung ini terletak di dekat perpustakaan dan sering digunakan untuk mengadakan berbagai acara yang berkaitan dengan literasi dan seni. Dengan adanya fasilitas ini, siswa tidak hanya didorong untuk membaca, tetapi juga untuk berani mengekspresikan ide-ide kreatif mereka di hadapan teman-temannya. Kurniah menyadari bahwa membangun literasi tidak hanya melalui membaca, tetapi juga dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkreasi dan berbagi pengalaman literer mereka.
Dalam presentasinya, Kurniah menekankan bahwa perpustakaan bukan sekadar ruangan yang diisi rak-rak buku, melainkan sebuah ruang yang hidup dan dinamis, tempat di mana siswa dapat mengembangkan minat mereka terhadap ilmu pengetahuan dan budaya literasi. Ia berharap bahwa dengan revitalisasi ini, motivasi membaca siswa akan terus meningkat, yang pada akhirnya akan mendukung pencapaian prestasi akademik mereka.
Kegiatan di Solo ini bukan hanya memberikan kesempatan bagi Kurniah untuk berbagi pengalaman, tetapi juga memperkaya dirinya dengan pengetahuan dan praktik baik dari sekolah-sekolah lain. Ia merasa bahwa pertemuan ini menjadi momentum yang penting bagi para kepala sekolah untuk saling belajar dan bekerja sama dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara efektif di sekolah masing-masing. Kurniah optimis bahwa dengan kepemimpinan yang kuat dan inovasi di bidang pendidikan, SMPN 1 Kertanegara akan terus berkembang sebagai sekolah yang berkomitmen pada pembentukan generasi muda yang literat, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Di akhir sesi, Kurniah menyampaikan harapannya agar praktik baik revitalisasi perpustakaan ini bisa diadopsi oleh sekolah-sekolah lain di Indonesia. Baginya, perpustakaan yang hidup adalah kunci dalam membangun budaya literasi yang kuat di sekolah, yang tidak hanya akan bermanfaat bagi siswa, tetapi juga bagi komunitas pendidikan secara keseluruhan.
- Revitalisasi Perpustakaan SMPN 1 Kertanegara: Kurniah, S.Pd. Berbagi Praktik Baik di Solo - September 28, 2024
- Zaenul Arifin Raih Peringkat Harapan 3 dalam Lomba Kaligrafi MAPSI 2024 - September 8, 2024
- Hadroh SMPN 1 Kertanegara Juara 3 di MAPSI Purbalingga - September 8, 2024